2. Jelaskan menurut teori agenda setting mengapa dalam edisinya Republika memuat laporan mendalam tentang diadukannya seorang tokoh muslim yaitu Presiden PKS sementara Suara Pembaruan memuat tentang pembentukan Propinsi Tapanuli (Protap) yang dimotori tokoh-tokoh Kristen suku Batak ?
Jawab : Masyarakat modern ditandai dengan semakin tingginya waktu untuk bertukar informasi, baik dengan media komunikasi maupun dengan pemakaian teknologi komunikasi seperti telepon dan komputer. Media komunikasi, dalam hal ini media massa, memiliki fungsi-fungsi bagi masyarakat. McQuail mengemukakan fungsi-fungsi media massa sebagai pemberi informasi, pemberi identitas pribadi, sarana intergrasi dan interaksi sosial dan sebagai sarana hiburan. Selain sebagai pemberi informasi media massa juga berfungsi sebagai pemberi identitas pribadi khalayak. Sebagai pemberi identitas pribadi, media massa juga berfungsi sebagai model perilaku. Model perilaku dapat kita peroleh dari sajian media. Apakah itu model perilaku yang sama dengan yang kita miliki atau bahkan yang kontra dengan yang kita miliki. sendiri yang mewakili Quality Newspapers persaingan menyampaikan berita akan terjadi di semua sektor, nasional versus regional, serta media cetak versus media elektronik. Yang menang, itulah yang meraih konsumen. Karenanya, media cetak dituntut berkualitas isinya dan tentunya harus punya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas ada sejumlah faktor yang melatar belakangi masyarakat memilih suatu koran. Disebutkannya, faktor itu antara lain berkaitan dengan kredibilitas, kedalaman berita, kelengkapan jenis berita atau ragam berita, gaya penulisan dalam membahas berita, kombinasi teks dan grafisnya, peletakan susunan berita, ukuran kertas, jenis ketebalan kertas, dan jumlah halaman. Para pemilik dan pengelola Koran di masa sekarang tampaknya saling berlomba meraih pasar. Mereka berlomba menyajikan penampilan dan isi media cetaknya yang menarik, agar masyarakat menjadi pembaca sekaligus pelanggannya. Fenomena ini sempat terungkap dalam Forum Seminar Perang Bintang Industri Pers yang diadakan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Jakarta, 18 Januari 2006. Sejumlah pemasaran dan peserta seminar terlibat dalam perbincangan hangat seputar "perang bintang"-nya pers di Indonesia. Fungsi media massa selain sebagai sarana informasi adalah sebagai hiburan. Berkaitan dengan itu media massa menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul. Di saat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam melepaskan diri dari problem yang. Ide dasar pendekatan agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Dalam studi pendahuluan tentang agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik. Selain itu, studi pendahuluan ini masih berupa suatu perbandingan umum, bukan perbandingan individual, seperti yang ditetapkan dalam hipotesis agenda s Setting ini. McCombs dan Shaw (1972) mengakui keterbatasan ini dalam studinya dan mengungkapkan bahwa “penelitian-penelitian lain harus meninggalkan konteks sosial yang umum dan memakai konteks psikologi sosial yang lebih spesifik”. Sayang sekali saran ini tidak sepenuhnya diikuti dalam hampir seluruh penelitian agenda setting yang dilakukan kemudian (Becker, 1982). Di pihak lain, studi-studi berikutnya tentang agenda setting Setting berhasil menetapkan urutan waktu dan arah penyebab. Dalam kondisi tertentu, peneliti menunjukkan bahwa media massa benar-benar dapat menentukan agenda bagi khalayak yang spesifik, paling tidak pada suatu tingkat agregatif (cf. Shaw dan McCombs, 1977). membandingkan agenda pembaca-pembaca sebuah surat kabar dengan pembaca-pembaca surat kabar lain. Dari pengamatan ini ia dapat menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu ada perbedaan di antara keduanya.
Jawab : Masyarakat modern ditandai dengan semakin tingginya waktu untuk bertukar informasi, baik dengan media komunikasi maupun dengan pemakaian teknologi komunikasi seperti telepon dan komputer. Media komunikasi, dalam hal ini media massa, memiliki fungsi-fungsi bagi masyarakat. McQuail mengemukakan fungsi-fungsi media massa sebagai pemberi informasi, pemberi identitas pribadi, sarana intergrasi dan interaksi sosial dan sebagai sarana hiburan. Selain sebagai pemberi informasi media massa juga berfungsi sebagai pemberi identitas pribadi khalayak. Sebagai pemberi identitas pribadi, media massa juga berfungsi sebagai model perilaku. Model perilaku dapat kita peroleh dari sajian media. Apakah itu model perilaku yang sama dengan yang kita miliki atau bahkan yang kontra dengan yang kita miliki. sendiri yang mewakili Quality Newspapers persaingan menyampaikan berita akan terjadi di semua sektor, nasional versus regional, serta media cetak versus media elektronik. Yang menang, itulah yang meraih konsumen. Karenanya, media cetak dituntut berkualitas isinya dan tentunya harus punya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas ada sejumlah faktor yang melatar belakangi masyarakat memilih suatu koran. Disebutkannya, faktor itu antara lain berkaitan dengan kredibilitas, kedalaman berita, kelengkapan jenis berita atau ragam berita, gaya penulisan dalam membahas berita, kombinasi teks dan grafisnya, peletakan susunan berita, ukuran kertas, jenis ketebalan kertas, dan jumlah halaman. Para pemilik dan pengelola Koran di masa sekarang tampaknya saling berlomba meraih pasar. Mereka berlomba menyajikan penampilan dan isi media cetaknya yang menarik, agar masyarakat menjadi pembaca sekaligus pelanggannya. Fenomena ini sempat terungkap dalam Forum Seminar Perang Bintang Industri Pers yang diadakan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Jakarta, 18 Januari 2006. Sejumlah pemasaran dan peserta seminar terlibat dalam perbincangan hangat seputar "perang bintang"-nya pers di Indonesia. Fungsi media massa selain sebagai sarana informasi adalah sebagai hiburan. Berkaitan dengan itu media massa menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul. Di saat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam melepaskan diri dari problem yang. Ide dasar pendekatan agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Dalam studi pendahuluan tentang agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik. Selain itu, studi pendahuluan ini masih berupa suatu perbandingan umum, bukan perbandingan individual, seperti yang ditetapkan dalam hipotesis agenda s Setting ini. McCombs dan Shaw (1972) mengakui keterbatasan ini dalam studinya dan mengungkapkan bahwa “penelitian-penelitian lain harus meninggalkan konteks sosial yang umum dan memakai konteks psikologi sosial yang lebih spesifik”. Sayang sekali saran ini tidak sepenuhnya diikuti dalam hampir seluruh penelitian agenda setting yang dilakukan kemudian (Becker, 1982). Di pihak lain, studi-studi berikutnya tentang agenda setting Setting berhasil menetapkan urutan waktu dan arah penyebab. Dalam kondisi tertentu, peneliti menunjukkan bahwa media massa benar-benar dapat menentukan agenda bagi khalayak yang spesifik, paling tidak pada suatu tingkat agregatif (cf. Shaw dan McCombs, 1977). membandingkan agenda pembaca-pembaca sebuah surat kabar dengan pembaca-pembaca surat kabar lain. Dari pengamatan ini ia dapat menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu ada perbedaan di antara keduanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar