Kamis, 30 April 2009

4. Langkah-langkah yang dilakukan agar TNI AU lebih popular ditengah-tengah masyarakat ?
Jawab : Bahan untuk dijadikan berita dalam sebuah media massa umumnya diperoleh wartawan dari seseorang dalam kapasitasnya sebagai individu atau yang mewakili suatu institusi, selain yang didapat melalui suatu kejadian atau peristiwa. Seseorang yang dimaksud lazim disebut sebagai narasumber. Kebenaran subtansi dan dampak yang mungkin akan ditimbulkan oleh pemberitaan, sudah barng tentu akan menjadi tanggung jawab dari narasumber dan media yang bersangkutan. Kualitas seorang narasumber sangat ditentukan oleh beberapa aspek yang menjadi pertimbangan media massa. Aspek tersebut antara lain menyangkut kredibilitas/kompetensi, ketajaman analisis, ketersediaan data, keberanian, keruntutan berfikir, keluasan wawasan, bukan jago kandang, konsistensi, keterbukaan serta pemahaman terhadap dunia jurnalistik. Sejarah hubungan Media Massa dengan Militer Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan masing-masing keduanya. Namun fenomena menarik yang mendasarinya adalah pergaulan dunia diawal abad 21 tentang penggunaan jasa teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang terus berkembang dan meluas sehingga mendorong interaksi budaya antar bangsa yang semakin tinggi. Pada saat yang sama, nasionalisme sebagai ideologi bangsa mengalami erosi fungsional. Hal ini memiliki pengaruh sangat besar bagi kehidupan suatu bangsa dan negara sekaligus mengusik TNI sebagai bagian dari elemen bangsa yang turut bertanggungjawab atas keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Harus diakui bahwa sebagian media kini masih terpesona dengan eforia kebebasan, akibatnya terjadi banyak pemberitaan yang menyimpang dari hukum-hukum jurnalistik. Ekses Media massa yang tidak seimbang pada dasarnya dapat mengakselrasi terjadinya kekerasan informasi dan komunikasi yang pada akhirnya berimplikasi terhadap tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kondisi demikian pasti mempunyai dampak yang besar terhadap kondisi pertahanan dan keamanan nasional. Bukti sejarah kedigjayaan media massa dapat dilihat kembali dari sejarah bangsa Indonesia di saat memasuki masa transisi dari era orde baru ke era reformasi . Bagi TNI sebagai alat Pertahanan dan Keamanan Negara, pada saat itu merupakan masa sejarah paling kelam bagi TNI. Berbagai hujatan dan hinaan bahkan TNI benar-benar dipojokkan dan hampir hilang kredibilitasnya di sebagian besar masyarakat Indonesia. TNI pada saat itu pula menjadi bagian yang dirugikan akibat pemanfaatan media massa yang tidak proporsional dan seimbang. Seiring dengan perjalanan waktu, Bangsa Indonesia saat ini telah memasuki babak baru yaitu era reformasi terus berupaya berbenah diri dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam berbangsa dan bernegara. TNI sebagai bagian dari elemen Bangsa Indonesia dituntut untuk melakukan reformasi dengan melaksanakan paradigma baru TNI yang masih dalam proses penerapan serta masih harus disosialisasikan lebih mendalam lagi. Media masaa dengan segala keunggulan dan kekurangannya kembali harus menjadi alternatif yang digunakan dalam mempublikasikan berbagai kegiatan TNI khususnya TNI AU dalam upaya peningkatan citra bagi masyarakat luas. Secara faktual, Media massa merupakan salah satu pemegang kunci utama dalam menggerakkan dan mendorong kondisi stabilitas nasional. Hal ini disebabkan media memiliki kemampuan real time dalam menyajikan dan menayangkan mulai dari
kegiatan politik, keamanan, ekonomi sampai lingkungan hidup secara terbuka sehingga dapat mempengaruhi publik secara cepat dan melibatkan di dalamnya. Pemanfaatan informasi menjadi sebuah kebutuhan dan tuntutan bagi setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Pemanfaatan yang diharapkan dapat menguasai informasi tidaklah mudah dan harus dicapai melalui proses yang cukup panjang, mengingat tingkat kemampuan yang dimiliki negara-negara berkembang seperti Indonesia masih jauh dari memadai. Sebagai dampak negatif yang diperoleh negara–negara berkembang akibat keterbatasan dalam pemanfaatan informasi adalah menjadi penonton yang tidak memiliki peran apa-apa bahkan terkadang menjadi pihak yang dirugikan seperti contoh Informasi yang tidak proporsional, berat sebelah dan pemutarbalikan fakta untuk kepentingan negara tertentu sering kita lihat dan dirasakan sekarang ini. Sejarah pernah mencatat, sekalipun secara tidak langsung bahwa lepasnya Timor Timur, Pulau Sipadan dan Ligitan serta reformasi yang terjadi di Indonesia, adalah bukti kedigjayaan negara maju dalam pemanfaatan dan penguasaan teknologi informasi sekaligus keterbatasan Indonesia dalam memanfaatkan dan menguasai teknologi Informasi. Kinerja utama setiap media massa adalah memberikan aktivitas dan pengaruh terhadap masyarakat dunia. Dalam beberapa dekade terakhir ini, peran yang diambil oleh berbagai media massa dalam mewarnai dunia sangat gencar dan beraneka ragam, karena hal itu berlangsung seiring dengan majunya berbagai teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditandai dengan pembaharuan kualitas dan kuantitas media-media seperti koran, majalah, radio, televisi, parabola dan internet. Dalam hal ini, sebagian besar negara, bahkan pemilik media-media besar dunia seperti di Barat, telah menyalahgunakan media-media komunikasi masyarakat ini untuk tujuan-tujuan illegal mereka dalam menyimpangkan opini publik dari realitas yang ada. Aneka pesan melalui sejumlah media massa (surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, film dan media on line), dengan sajian yang bervariasi, mencerminkan proses komunikasi massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Dalam perkembangannya sampai saat ini tak dapat dipungkiri secara teori maupun kenyataan bahwa media massa senantiasa menjadi primadona sebagai sarana dalam menyampaikan informasi ataau mengkomunikasikan kepada massa dengan tujuan tertentu bagi si penyampai pesan. Sementara itu, pengertian komunikasi massa pada satu sisi adalah proses dimana media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara sesaat dan serentak. Di era reformasi perang informasi dan perang opini melalui media sesuai fungsinya mempunyai dampak yang signifikan terhadap pembentukan citra. Media mampu membangun opini publik terhadap citra suatu institusi/lembaga atau sebaliknya. Pembentukan citra melalui media massa menjadi penting mengingat beberapa fungsi yang dimiliki media yaitu Fungsi menyiarkan (to inform), mendidik (to educated), pendidikan massa (mass education), menghibur (to entertain) dan terakhir fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi terakhir ini menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat seperti mempengaruhi persepsi, pandangan nilai citra (image), opini publik dan sebagainya. Harus diakui bahwa media massa yang dioptimalkan pemanfaatannya dapat mendukung berbagai kebijakan baik Pemerintah maupun Institusi atau suatulembaga tertentu dalam mensosialisasikan programnya sekaligus sebagai upaya pembangunan citra positif . Mencermati keunggulan yang dimiliki secara khusus oleh media massa dan secara umum dengan adanya perkembangan teknologi informasi, bagi TNI AU adalah kesempatan untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Ada peluang yang dapat diambil dari kondisi yang berkembang saat ini, karena perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh TNI AU untuk membangun dan mengembangkan dirinya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai alat pertahanan negara. Selain adanya peluang juga kendala yang harus dihadapi oleh TNI AU adalah menyikapi kemajuan teknologi informasi dengan yang masih terbatas dan dibatasi oleh berbagai kebijakan pemerintah. Sementara itu pula kemajuan teknologi informasi sampai saat ini belum menjadi bagian yang didudukkan sesuai dengan porsinya yang tepat dilingkungan Pemerintah dan TNI AU, sehingga bagi Pusat Penerangan TNI AU maupun Dinas Penerangan masing-masing Angkatan sebagai bagian yang turut bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi informasi, sampai saat ini belum mampu bekerja secara optimal dalam upaya peningkatan citra positif melalui pemanfaatan media massa. Beberapa faktor eksternal yang mendasari belum optimalnya dalam pemanfaatan media massa oleh TNI AU yaitu kurangnya partisipasi media massa dalam pemberitaan TNI AU sesuai harapan, belum terbangunnya hubungan psikologis antara TNI AU dan Media Massa serta adanya kepentingan subjektif media massa khususnya pemilik media massa yang terkadang kurang menguntungkan bagi TNI AU. Faktor lain secara internal yaitu kurangnya profesionalisme di bidang pengelolaan bidang media masa oleh TNI AU yang meliputi Sumber Daya Manusia dan peralatan teknologi informasi yang setiap waktu terus berkembang dengan cepat dan dinamis maka beberapa hal yang mendesak adalah perlunya optimalisasi pemanfaatan media massa guna terciptanya citra positif bagi TNI AU, melalui profesionalisme pengelolaan media massa. , turut serta dengan beberapa media televisi dengan penayangan berupa berita-berita kegiatan TNI AU maupun acara lain seperti acara Reality show, wawancara, film pendek atau acara lainnya. Pemanfaatan media massa televisi Pemerintah maupun swasta oleh TNI AU tidak selamanya tercapai sesuai harapan, mengingat pihak media telah memiliki program masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar